Tuesday 18 October 2011

Pramuka Masih Berperan Menentukan Masa Depan Generasi Muda


Generasi muda sekarang, ya, generasi saya sendiri begitu memuja-muja apa yang dicontohkan di layar televise maupun media online. Media menyebut tentang bagaimana seorang laki-laki harus mati-matian mengejar belahan hatinya, anak muda berbondong-bondong untuk mengejar yang mereka atau kita sebut cinta. Bukan hanya itu, trend bagaimana anak muda berdandan, memenuhi kebutuhan bergayanya pun sudah begitu mudah untuk terpengaruh. Contohnya dari hal kecil seperti ponsel yang dipakai mereka saja harus sama seperti yang dipampangkan oleh media.
Pertanyaanya, kenapa bisa seperti itu? Hal itu karena anak-anak muda sejak kecil tidak dibekali dengan keteguhan yang kuat bahwa mereka adalah orang yang di masa depanynya harus memberikan manfaat untuk orang lain. Juga untuk bangsanya.
Di tengah-tengah kapitalisme yang begitu besar mempengaruhi generasi muda, sementara anak-anak muda tidak punya karakter yang kuat, hanya sedikit yang merasa bertanggungjawab akan semua ini. Kapitalisme semakin merajalela di berbagai lini. Mulai dari lagu-lagu anak-anak muda yang hampir semua bertemakan cinta. Saya akui memang pasangan hidup itu penting, tetapi tidak layak ketika itu dijadikan tema utama yang tiap saat dikonsumsi oleh anak-anak muda. Bahkan sudah dikonsumsi oleh anak-anak kecil. Itu kata-kata yang saya dapatkan dari Penulis ternama dari Banyumas, Bapak Ahmad Tohari.

Lalu siapa yang harus bertanggungjawab akan semua ini? Pemerintahkah, orang tuakah, atau sekolah? Tidak hanya mereka saudara-saudara. Tetapi kita semua, mulai dari diri kita sendiri tentu dengan kerja yang ekstra juga dari tiga elemen yang saya sebutkan di atas untuk mengendalikan anak-anak muda dari keterpurukan pengaruh kapitalisasi.
Kalau begitu posisi kita, Pramuka ada di mana? Bagi saya pramuka termasuk memegang peranan dalam membina generasi muda untuk membentuk penerus bangsa yang teguh dan tidak mudah goyah terpengaruh kapitalisme. Kita bicarakan mulai dari potensi yang dimiliki oleh gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka memiliki jenjang pembinaan yang begitu lengkap. Mulai dari umur 7 – 10 tahun untuk golongan siaga. Dimana di situ masih bisa dilakukan tindakan preventif agar anak-anak tidak mudah terpengaruh oleh kapitalisme yang akan mereka hadapi. Kemudian golongan penggalang. Anak-anak di usia ini sudah mulai mengerti akan hal-hal yang sedang mempengaruhinya. Saat usia penggalang ini peserta didik dipersiapkan untuk mempersiapkan masa remajanya. Sedangkan ketika usia Penegak dan pandega, seorang praja muda karana sudah mulai membuka pikirannya dari luar. Saat inilah mereka sudah memilih dengan akal sehatnya akan menjadi apa.
Itulah yang dimiliki oleh Pramuka untuk membaktikan diri pada bangsa. Saya masih percaya Pramukalah yang akan memegang peranan besar untuk menetukan bagaimana nasib generasi muda ke depan.
Tentu saja Gerakan Pramuka juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada sekarang. Jangan sampai model Pramuka yang ada dari dulu Cuma disampaikan terus menerus. Bisa dikatakan wajar ketika anak didik bosan dengan Pramuka. Orang-orang luar pun akan menganggap kuno. Orang-orang kapitalis saja begitu cerdas membuat inovasi-inovasi baru untuk meracuni anak muda. Pramuka juga harus bisa berinovasi lebih.
Memang di luar sana masih banyak yang meragukan bagaimana Pramuka membina generasi. Tapi kalau hal itu dibiarkan siapa lagi yang akan memperbaiki generasi muda. Mulai sekarang marilah kita mulai dari diri kita sendiri. Mulailah kita percaya diri bahwa Gerakan Pramuka lah yang akan menyelamatkan generasi muda di masa depan nanti. Sekarang tinggal kita yang peduli pada nasib bangsa ke depan dengan masih berkecimpung di dunia kepramukaan.
Marilah kita bina adik-adik kita dengan semangat patriotism untuk membentuk anak-anak muda yang berkarakter.

No comments:

Post a Comment