Monday 31 October 2011

Leading in conflict

Kali ini tema nya agak mirip dengan note saya sebelumnya, yaitu tentang kepemimpinan dan organisasi. Kalau kemarin saya terinspirasi untuk menulis note karena materi kepemimpinan dan organisasi yang dibawakan oleh Bre, sekarang saya membawa sumber yang insyaAllah lebih terpercaya, yaitu ibunda Betti Alisjahbana dan tidak tanggung-tanggung yaitu Mentri BUMN yang baru, Pak Dahlan Iskan. Saat itu kebetulan saya sedang mengikuti sebuah seminar yang diselenggarakan oleh QBleadership di FX Jakarta.

Tema seminarnya tentang Leading in conflict. Bahwa sebenarnya konflik di dalam sebuah organisasi pasti akan terjadi. Wajar saja ketika kumpulan orang dengan karakter berbeda, pengalaman yang berbeda, dan isi kepala yang berbeda, jika dikumpulkan untuk mencapai tujuan yang sama pasti akan terjadi crash antar kepala. Jadi konflik adalah ketika terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan antara orang yang satu dengan yang lain.

Ada tiga type bagaimana orang memandang konflik dalam sebuah organisasi. Yang pertama adalah type tradisional. Tipe ini adalah type yang menganggap bahwa konflik antar orang adalah sebuah masalah yang harus dihindari. Jangan sampai terjadi konflik dalam organisasi itu. Karena dengan adanya konflik tujuan tidak akan tercapai. Biasanya orang-orang type ini berpandangan bahwa harusnya semua anggota dalam oragnisasi sama semua apa pandangannya. Sehingga organisasi akan lempeng-lempeng saja. Kemudian type kedua adalah yang mengatakan bahwa konflik merupakan sesuatu yang wajar dalam sebuah organisasi. Tidak perlu dipersoalkan, tinggal dicari saja jalan keluarnya dengan musyawarah. Kemudian type ketiga, lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa Konflik itu perlu. Mereka mengatakan bahwa organisasi dengan tidak ada konflik  maka akan susah untuk berkembang. Karena ketika ada konflik berarti akan semakin banyak pemikiran yang keluar dari tiap kepala. Sehingga ketika kita bergabung dalam sebuah organisasi, dengan semakin banyaknya bentuk pemikiran, akan membuat semakin kaya pengetahuan yang kita miliki. Dengan demikian akan semakin banyak jalan yang dapat kita pertimbangkan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam organisasi.

Ketika kita memandang bahwa konflik itu perlu, maka di sinilah peran penting seorang pemimpin. Ketika setiap orang sudah mengungkapkan pandangannya masing-masing jangan biarkan perbedaan pandangan seperti itu terjadi berlarut-larut. Konflik itu perlu. Tinggal bagaimana seorang pemimpin mengorganisir konflik –konflik yang terjadi untuk membuahkan solusi yang membuat semua merasa terpuaskan.

Memang ketika kita beranggapan bahwa kita butuh konflik dalam sebuah organisasi artinya kita harus siap-siap membuka pikiran kita untuk menerima setiap pemikiran orang lain. Atau yang biasa disebut openmind. Agar kita berpemikiran bahwa konflik itu akan membuat pandangan kita semakin kaya, maka kita harus openmind dulu pada pandangan setiap orang. Tidak hanya berlaku bagi pemimpin saja. Tetapi juga bagi setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut. Jangan ragu untuk menerima pemikiran orang lain dan jangan malu juga untuk merubah pandangan ketika memang menyadari bahwa memang pandangannya salah. Itu akan mempermudah bagi pemimpin untuk memanage konflik yang terjadi.

Saya jadi teringat, ketika baru pulang dari seminar tersebut, saya langsung up date status “Dalam sebuah organisasi.Konflik itu, perlu. “ Kemudian dilanjutkan dengan commet saya sendiri “Perbedaan pendapat, perbedaan pemikiran harus diungkapkan”.  Waktu itu saya berpikir bahwa ketika kita punya pendapat sendiri di organisasi, maka ungkapkan gitu. Jangan ragu-ragu. Begitu pula ketika berada di Sanggar Pramuka ITB. Ketika punya pendapat yang berbeda dengan rekan kita, baik senior maupun junior jangan takut. Saya kira di sanggar semua orang akan terbuka menerima pendapat apapun.

Jadi jangan pernah takut ketika organisasi kita berisi banyak pemikiran yang berbeda-beda. Justru itu yang akan menjadi kekuatan bagi kita untuk menyelesaikan masalah bersama. Tinggal bagaimana kita harus berani untuk terbuka. Baik berani terbuka untuk mengungkapkan isi pikiran, maupun terbuka untuk menerima pemikiran orang lain.

Dan satu lagi yang juga penting adalah kita harus bersama-sama memiliki win-win mindset. Di mana kita harus memiliki mindset bahwa perselisihan yang ada adalah untuk dicari solusinya. Untuk menuju pada kemenangan bersama. Bukan hanya kemenangan saya, tapi kemenangan kita.

No comments:

Post a Comment