Wednesday 15 July 2015

Kemana Pramuka "Mahasiswa" ini harus bergerak?

Kemana Pramuka "Mahasiswa" ini harus bergerak?


Menjadi seorang pramuka di lingkungan perguruan tinggi mungkin akan terasa asing bagi sebagian orang. Bagaimana sebuah pramuka dapat sebegitu menariknya diantara ratusan wadah yang ada di kampus ini. Ketika dunia akademik menuntutmu begitu keras dan pribadi kamu menginginkan dunia yang liar serta penuh kebebasan, pramuka masih tegap jalan di tempat tertinggal wadah lain yang lebih dulu memikat perhatian para mahasiswa. Hal yang sebenarnya sudah menjadi PR besar bagi seluruh jajaran pengurus gerakan pramuka, merubah kepramukaan menjadi sesuatu yang menarik tetapi tetap membawa semangat pendidikan bagi para anggotanya.

"Kita semua tau, mereka mengetahui kita karena kemahiran akan morse, semapur, serta atribut coklat-coklatnya. Ya... memang tidak salah, tapi saya selalu berharap, Pramuka dikenal juga sebagai pencipta kader-kader pemimpin di kampus ini atau gerakan-gerakan kemasyarakatannya." Azka Muji, Matematika 2009.

Opini tersebut seperti cambukan untuk penulis, seandainya memang pramukahanya dikenal sebatas kemahiran diri saja, itu berarti ada dua kemungkinan, mindset yang tertanam dalam diri mereka bahwa pramuka hanya melakukan itu-itu saja dari sejak SD hingga Perti atau dominasi pramuka didalam gerakan perubahan sudah redup atau bahkan padam. Fyi, pramuka adalah salahsatu organisasi yang mengajak para anggotanya untuk berakhlak mulia, yang berarti harus mampu kritis dan peduli bagi lingkungannya dan tidak hanya menonton ketika yang lain sedang menguras keringat membela sesuatu yang dianggap benar.

Pramuka, garis terdepan pembela aspirasi rakyat

Pada bab 2 subbab 2 dalam Juklak Gudep Perti dijelaskan,

Tujuan diadakannya gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi adalah untuk membentuk dan mengembangkan karakter bangsa dengan meningkatkan peranan perguruan tinggi dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggidi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui kegiatan pendidikan kepramukaan.

dalam subbab tersebut diputuskan bahwa anggota pramuka di dalam perguruan tinggi diharapkan mampu menjadi sosok yang menjalankan kewajibannya sebagai sosok berintelektual. Sosok intelektual tidak selalu harus terlihat, yang terpenting adalah mampu bertindak efisien dan efektif dalam memecahkan masalah lingkungan.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Penulis jarang sekali mendengar seorang anggota pramuka proaktif membela masyarakat dengan cara yang berbeda. Berbeda disini adalah bagaimana mereka bergerak sebagai sosok intelektual dengan ciri popope-nya, hal yang menjadi ciri khas seorang mahasiswa. Pernah penulis berpartisipasi pada kegiatan sosial yang dilakukan pramuka perti se-Indonesia di Semarang pada 2013 lalu, saat itu kami melakukan aksi bersih-bersih pantai. Hal tersebut jelas tidak salah, tetapi penulis rasa banyak hal yang lebih tepat yang dapat dilakukan oleh kami, mahasiswa. Selepas kegiatan itu, tidak banyak yang penulis lakukan sebagai seorang anggota pramuka perti dalam hal pemecahan masalah lingkungan, hal yang penulis sesalkan hingga tulisan ini dibuat.

Relasi itu penting jika anda seorang anggota pramuka

Dalam beberapa artikel dan analisis mandiri yang penulis lakukan mengenai permasalahan pramuka perti, permasalahan terletak pada sumber daya manusianya. Pramuka perti dirasa terlalu sibuk meningkatkan jumlah anggotanya ketimbang memikirkan seberapa pengaruhnya kegiatan mereka dalam lingkungan. Keinginan untuk memecahkan masalah lingkungan itu ada, tetapi rasa pesimis akibat SDM yang minim menghambat mereka untuk memulai pergerakan. Mindset yang seharusnya dapat terpatahkan jika mereka para anggota perti ini berpikir Pramuka diciptakan untuk melahirkan seorang pemimpin, bukan boss. Jika kakak tidak dapat mengendalikan orang luar, kakak dapat berkoordinasi dengan mereka untuk memulai pergerakan.

Ada hal yang penulis sesalkan mengenai pandangan para anggota gerakan pramuka non-perti terhadap pramuka perti. Pramuka perti dianggap kelompok elit. Apa yang membuat kita dicap tersebut? Pramuka hanya mengenal "kakak dan adik", tidak ada yang lebih berkuasa ataupun istimewa, kita anggota pramuka belajar dengan prinsip among dimana seorang pramuka harus mampu menjadi teladan jika di depan, membangun kemauan di tengah, serta mendorong dan memberi motivasi di belakang. Penulis yang kebetulan sedang menjabat sebagai ketua di salahsatu racana perti menyadari bahwa kerjasama dengan anggota pramuka lainnya baik perti ataupun non-perti sangatlah penting dan hal tersebut dapat membuat pergerakan akan lebih efektif dan hebat.

Menjadi modern, bukan berarti menghilangkan budaya!

"Saya kurang setuju dengan ide kakak. Ide kakak soal penggunaan teknologi tepat guna yang modern dalam kegiatan kepramukaan dapat menghilangkan budaya-budaya anak pramuka. Misal, penggunaan GPS dalam bernavigasi. Kemampuan seperti menggunakan kompas akan menghilang, budaya anak pramuka yang mahir dalam bernavigasi menggunakan kompas akan hilang." - Juri dalam lomba karya tulis ilmiah di salah satu acara racana tingkat nasional.

Komentar seorang juri tersebut hanya dapat kita iyakan saja karena posisi penulis saat itu sedang dalam sebuah lomba, bukan diskusi. Tapi apa diantara kalian para pembaca memikirkan hal yang sama dengan juri tersebut? Saat itu, komentar ditujukan pada presentasi yang menjelaskan ide bagaimana mengemas kegiatan pramuka menjadi sesuatu yang menarik dan modern, dengan tujuan membuat masyarakat sekitar lebih tertarik terhadap pramuka.

Ingat! Pramuka perlu kegiatan yang inovatif dan menarik. Sekali lagi penulis tekankan, di era sekarang, wadah pengembangan diri begitu banyak. Jika seseorang tidak menemukan tempat yang pas, ya seseorang tersebut dapat berpindah atau bahkan membuat wadah yang lain. Seolah sedang berkompetisi tidak hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi harus menjadi yang tercepat, karena perubahanpun begitu cepat. Pramuka tidak mengajarkan anggotanya untuk bersikap primitif, tapi yang terpenting mampu menyelesaikan masalah! (baca PP tentang revitalisasi gerakan pramuka)

Menjadi seorang anggota pramuka sekaligus mahasiswa bukanlah hal yang sulit, tetapi bukan juga hal yang mudah jika kita masih bergerak tanpa adanya inovasi cerdas yang dilakukan. Pramuka dibuat dengan proses yang panjang, kajian yang begitu mendalam, hingga terciptalah dasar-dasar yang begitu jelas. Pramuka perti tidak sebatas dipersiapkan untuk menjadi seorang pembina, tapi pramuka perti juga memiliki kewajiban menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan cara yang intelek. Mari melek terhadap pergerakan, Salam Pramuka!

Muhamad Ilham Sobirin Putra Prasojo
Ketua Racana Ganesha Putra Pramuka ITB


No comments:

Post a Comment